Momen Paling dirindukan Bersama Teman di Ramadhan 2020
Ramadhan di tahun 2020 menjadi salah satu momen Ramadhan yang bisa dikatakan berbeda dari sebelumnya. Banyak momen manis yang bakal dirindukan apalagi momen bersama teman-teman saat Ramadhan.
Bulan suci yang selalu ditunggu oleh umat islam di seluruh dunia sekarang ini harus berjalan sepi dan tanpa salat berjamaah di masjid. Kegiatan keagamaan yang selama ini dilakukan bersama-sama di masjid dengan tetangga, teman, saudara, dan keluarga harus turut merasakan dampak dari adanya Pandemi Covid-19.
Tak sampai di situ. Segala aktivitas pendidikan juga terpaksa harus berpindah platform digital dan dilakukan jarak jauh. Tidak ada bersekolah dengan meja dan bangku yang sering dicoret-coret menggunakan tip-ex. Tidak ada gurauan dan candaan yang terdengar di setiap ruang kelas.
Semuanya sepi. Bangunan sekolah dan kampus seluruhnya sunyi senyap. Segala kegiatan kini harus dibatasi oleh layar kaca gadget dari setiap pemiliknya.
Rindu, mungkin menjadi kata yang dapat mewakili segala perasaan. Momen seru di bulan Ramadhan yang biasanya diisi bersama dengan teman-teman kini harus dilakukan sendiri di rumah masing-masing.
Momen bercanda, tertawa, sambatan, bahkan ajakan-ajakan membatalkan puasa yang acap kali terdengar dari mulut kawan, tak dapat didengarkan tahun ini. Rasanya kangen sekali.
“Temenin makan yuk aku nggak puasa. Kalau kamu puasa kamu liat aja,” ucap salah seorang teman yang hendak mengajak makan siang Ramadhan tahun lalu.
Kalau dirasakan pada hari yang biasa saja, akan terdengar sangat-sangat menyebalkan. Kadang ingin rasanya memukul, tapi juga tergelitik jika mengingat celotehan dari teman yang menghasut untuk membatalkan puasa. Batal terooos….
Masih banyak lagi. Momen seru dan juga menggelitik yang juga meridukan adalah momen ketika naik motor di bulan puasa. Kalau yang ini, pasti kebanyakan anak laki-laki yang merindukan dan merasakannya. Apalagi kalau lagi naik motor dan pergi sama teman.
“Eh, ini gimana! Stang motorku belok sendiri nih ke rumah makan.”
Kata-katanya sederhana. Namun cobaannya bukan main. Kelakuannya selalu ada-ada saja. Mana mungkin setir motor belok sendiri ke warung makan apalagi sewaktu bulan puasa. Kalau tidak lapar, tentu tidak belok dong.
Keadaan yang sama-sama dirindukan adalah buka puasa bersama. Dari teman SD sampai perguruan tinggi ajakan silih berganti datang untuk melakukan kegiatan rutin tahunan sekaligus reuni, katanya. Hangat sekali kondisi seperti kala itu.
“Lama nggak ketemu sekarang cantik banget ya.”
“Buka puasa dimana nih? Kemarin sama temen SD habis dari resto itu, bosan.”
Selain itu, mengerjakan tugas bersama ketika kuliah adalah sesuatu yang cukup bikin kangen. Kalau biasanya dilakukan dari siang sampai sore, akan banyak kawan yang meminta ditemani ke Jogokariyan.
Ya, salah satu kampung Ramadhan paling terkenal di Yogyakarta. Jalan raya yang kanan-kirinya berisi banyak pedagang makanan dan minuman sebagai takjil ketika berbuka.
“Jogokariyan bagi-bagi nasi buat buka puasa 1000 per hari. Temenin kesana, yuk. Lumayan tuh bisa buat ngirit uang jajan sebulan.” Celotehan kebanyakan mahasiswa ketika bulan Ramadhan.
Selain di Jogokariyan, mencari menu berbuka di berbagai masjid kampus juga dilakoni. Anak kost pasti tahu bagaimana asyiknya menghabiskan waktu bersama banyak teman untuk mencari takjil di kampus — kampus. Dari masjid fakultas sampai universitas lain tidak ada yang terlewat untuk dicoba.
“Masjid fakultas lagi bagi-bagi takjil. Mending kita nugas-nya sampai maghrib sekalian biar kita bisa buka di kampus. Lumayan tau gratis, hemat uang bulanan dari ayah ibu.”
Benar-benar momen yang sangat dirindukan. Namun, tak perlu panik dan risau. Tetap positif dan sehat sehingga bisa melakukan momen seperti ini di bulan Ramadhan tahun depan. Mari kita berdoa dan percaya bahwa semua akan baik-baik saja segera.
Jangan lupa di rumah aja dan tetap jaga jarak!
Tetap terhubung dengan teman kampus mu dan update info apapun terkait kampus di Gööp !
Penulis: Hafiyyananrlt
Editor: Aneq Oktina
Momen Paling Dirindukan Bersama Teman di Ramadhan 2020 was originally published in Gööp Kampus on Medium, where people are continuing the conversation by highlighting and responding to this story.
