SBMPTN: Perubahan, Perkembangan, dan Inovasinya. Bagaimana di tahun 2020?

FB Share

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), menjadi hal yang sangat krusial di masa transisi SMA menuju ke universitas. Berkah sekaligus ‘momok’ terkadang datang dari pengumuman yang ada di laman resmi setiap tahunnya. Kebijakan demi kebijakan yang berubah, sistem yang terus berganti, dan tipe soal yang tidak menentu adalah alasan beberapa ketakutan serta kekhawatiran yang dialami oleh mahasiswa.

Sebelumnya, sistem yang digunakan dan diaplikasikan dalam SBMPTN mengalami banyak perubahan. Bahkan tiga tahun terakhir, sistem SBMPTN selalu mengalami perubahan. Dimulai dari 2018, SBMPTN mengalami perombakan cukup signifikan. Perubahan ini menyangkut tata pelaksanaan dan penilaian.

Angkatan 2018 merupakan tahun pertama yang mengalami perubahan. Bobot nilai dan tidak adanya nilai minus belum banyak diketahui oleh siswa-siswi kelahiran tahun 2000-an tersebut. Hasilnya? Banyak teman harus menunda masa kuliahnya selama satu tahun atau biasa disebut gap year, untuk bisa melanjutkan pendidikan di universitas.

“Aku ingat, waktu itu statement antara ketua panitia SBMPTN sama Mendikbud itu berbeda. Bingung banget harus mengikuti anjuran dari yang mana jadinya,” ucap Elvana Mia, mahasiswa UMY angkatan 2018.

Pasalnya, di tahun tersebut, rombakan cukup besar dimulai. Bobot nilai yang berbeda tiap soal ‘konon’ mulai diterapkan. Tidak lagi +4 ketika menjawab soal benar, tapi bergantung pada bobot kesulitan tiap soal. Menggunakan range 1–4 menjadi penilaian untuk kesulitan tiap butir soal.

Selain rumitnya sistem penilaian bobot soal, siswa dibingungkan dengan penilaian salah yang tidak mendapatkan nilai minus. Setiap try out, siswa sudah dibiasakan dengan sistem lama yang dihitung menggunakan nilai -1 jika menjawab salah. Alhasil, ketika penerapan nilai 0 pada SBMPTN 2018 itu, beberapa orang mulai berpikir. Apakah memang benar tidak ada nilai minus dan mulai menggunakan bobot nilai? Ataukah hanya akal-akalan saja agar siswa dapat menembak semua jawaban?

“Waktu selesai menjawab soal SBMPTN (2018), baru dikasih tahu secara pasti bahwa tidak ada penilaian minus. Aku yang ragu dan nggak ngisi semua jadi takut hasilnya besok bakal seperti apa,” ucap Aprilia, mahasiswa UGM angkatan 2018.

Perubahan terus berlanjut pada SBMPTN 2019. Tujuh kebijakan baru diluncurkan sebagai bahan evaluasi tahun sebelumnya. Kebijakan baru itu, menyebabkan perubahan yang signifikan dalam sejarah SBMPTN. Beberapa kebijakan baru yang paling signifikan adalah sebagai berikut:

1. Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) resmi dihapuskan

Jika tahun-tahun sebelumnya ujian dilaksanakan dengan menggunakan sistem PBT (Paper Based Test). Maka tahun 2019 adalah inovasi pertama yang mana ujian SBMPTN seluruhnya dilaksanakan dengan sistem CBT (Computer Based Test).

2. Tes dulu, baru daftar ke PTN

Kalau biasanya siswa langsung mengisi jurusan yang hendak dituju langsung ketika mendaftar, maka SBMPTN 2019 tidak demikian. Siswa diminta untuk tes terlebih dahulu, mengetahui hasil nilai yang akan dikirimkan ke email masing-masing, barulah siswa dapat mendaftar PTN sesuai dengan nilai yang diperoleh. Hal ini disiasati guna mengurangi siswa yang harus mengulang atau tidak mendapat kursi PTN dengan alasan tidak diberi transparansi penerimaan. Hasil nilai yang dikirimkan, dapat digunakan untuk memprediksi universitas dan prodi yang secara perkiraan mampu dimasuki dengan jumlah skor yang ada.

3. Peserta dapat mengikuti tes maksimal 2 kali

SBMPTN 2019 memberikan kesempatan sebanyak dua kali untuk para peserta melakukan ujian. Sehingga, ketika merasa kurang puas dengan hasil tes yang pertama, maka bisa melakukan tes lagi untuk kedua kalinya. Peserta juga dapat menggunakan nilai tertingginya dalam mendaftar program studi yang diinginkan.

Jika ditinjau kembali, perubahan ini menjawab kegelisahan yang dirasakan oleh para peserta selama ini. Mengapa? Sampai pada 2018, peserta masih bertanya-tanya tentang transparansi nilai yang dihasilkan. Akhirnya, kebijakan tentang nilai keluar terlebih dahulu cukup membantu untuk menyiasati PTN yang akan dipilih.

“Lalu gimana nih, kabarnya SBMPTN 2020?”

Jika melihat perubahan sistem yang ada sejak 2018, sistem ujian seleksi 2019 adalah inovasi yang sangat membantu. Transparansi nilai yang ada, kesempatan yang diberikan dua kali adalah beberapa hal yang menjawab keresahan setiap peserta dalam menghadapi momen ujian seperti ini.

Namun, adanya pandemi COVID-19 ini, tata pelaksanaan SBMPTN kembali mengalami perombakan. Ujian biasanya menggunakan dua materi tes, yaitu Tes Potensial Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA). Pada tahun ini, hanya menggunakan materi TPS saja. Mengapa? Berdasarkan asumsi dari kebanyakan orang, kemungkinan dikarenakan jadwal ujian yang mundur dan baru akan dilaksanakan bulan Juni. Sehingga cara ini digunakan untuk menghemat waktu. Ditambah lagi, dalam satu hari, akan ada 4 sesi tes, jadi TPS saja sudah dinilai mencukupi.

“Kalau TPS saja apakah anak soshum bisa masuk saintek?”

Tentunya hal ini tidak dengan mudah diterapkan tanpa adanya pertimbangan terlebih dahulu. Jadi, di bawah ini jawaban langsung dari panitia LTMPT:

“Apa yang sebaiknya diketahui tentang pelaksanaan SBMPTN 2020?”

Banyak-banyak mencari info terkait dengan penerimaan mahasiswa tahun ini. Di sela-sela melakukan aktivitas di rumah, belajar yang rajin, juga cari info sebanyak-banyaknya supaya tidak teledor ketika nanti mendaftar dan mengerjakan.

“Lalu kriteria lintas jurusan akan seperti apa?”

Nah, hal itu juga sudah dijelaskan bahwa persyaratan calon mahasiswa akan diunggah di setiap laman resmi dari masing-masing PTN. Website PTN bisa dicari langsung dengan mengetikkan nama universitas di situs pencarian, atau bisa juga lihat list-nya di laman resmi SBMPTN.

“Siswa yang lolos SNMPTN akan bisa ikut SBMPTN nggak ya?”

Jawabannya adalah TIDAK. Nama akan secara otomatis di blacklist (daftar hitam) oleh sistem penerimaan.

Demikian kebijakan-kebijakan SBMPTN dari tiga tahun terakhir yang sebaiknya diketahui. Akan banyak hal yang diumumkan lebih lanjut. Semoga selalu merasa optimis karena perubahan tahun ini masih akan terus terjadi.

Sebaiknya jangan sampai ketinggalan informasinya, karena pemerintah semakin tidak menentu dalam membuat sistem pendidikan. Semoga ini proses untuk menuju peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Pantau terus perkembangannya bersama para pejuang SBMPTN lainnya di gööp chat. Tetap semangat, semoga bisa keterima di universitas impian! Salam pejuang!

Join Masuk Univ | Gööp

Penulis: Hafiyyananrlt

Editor: Herra Dwi


SBMPTN: Perubahan, Perkembangan, dan Inovasinya. Bagaimana di tahun 2020? was originally published in Gööp Kampus on Medium, where people are continuing the conversation by highlighting and responding to this story.

Artikel yang berkaitan

Get Gööp app to engage with your community now!

Google Play LinkApp Store Link