Pengungkapan Pelaku Pembakaran Halte Sarinah oleh Narasi TV

FB Share
halte sarinah
https://www.jambiseru.com/

Membahas mengenai pemuda memang selalu menarik. Gerakan secara vertikal maupun horizontal untuk memajukan negara ini terus dilakukan dan bermanifestasi dalam berbagai bidang. Tepat 92 tahun peringatan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 2020 lalu, Mata Najwa telah membuat segmen khusus sumpah pemuda.

Ia mengundang perwakilan dari mahasiswa, YLBHI, hingga staff kepresidenan. Dalam segmen tersebut, mahasiswa masih terus memperjuangkan teriakan mosi tidak percaya kepada lembaga eksekutif dan legislatif.

Namun, banyak pihak yang menentang aksi para pemuda ini karena dianggap hanya aksi kosong dan tidak berdampak, padahal keseimbangan dalam pemerintahan nyatanya diperlukan sebagai penyeimbang kekuasaan mengingat tidak adanya oposisi.

Hingga peringatan 92 tahun sumpah pemuda beberapa hari lalu, berbagai gerakan mahasiswa di daerah-daerah ternyata masih terus bergelombang. Namun ternyata, banyak koordinator lapangan yang berusaha ditangkap oleh aparat dengan dalih perusakan fasilitas.

Padahal belum terbukti bahwa perusakan tersebut merupakan ulah dari mahasiswa ataupun buruh yang memperjuangkan haknya. Oleh karena banyaknya pihak yang menyadari hal itu, tim Narasi dengan berani mengungkapkan sebuah video berjudul “62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah”.

Kamis, 8 Oktober 2020 lalu, demonstrasi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR terjadi di berbagai daerah. Di beberapa wilayah, demonstrasi berujung ricuh hingga menimbulkan perusakan fasilitas umum. Di Jakarta, ada tiga halte yang dibakar, yaitu halte Sarinah, Bundaran HI, dan Tosari.

Tudingan mahasiswa dan buruh sebagai pelaku perusakan mencuat di mana-mana. Tim Narasi TV kemudian menganalisis visual dari sumber terbuka dan CCTV lokasi kejadian. Ratusan video dan foto yang tersebar di media sosial juga dikumpulkan. Berkat foto orang pertama yang menyulut pembakaran di halte Sarinah, tim Narasi TV kemudian menganalisis keberadaan pelaku dengan membandingkan waktu dalam video.

Dalam video singkat tersebut diungkap bahwa pelaku saling mengenal satu sama lain dan datang bergerombol. Mereka juga melakukan observasi dengan memotret, mengetik di handphone, hingga berjalan mondar-mandir. Dalam video ini secara detail gerak-gerik pelaku pembakaran diungkap.

Mulai dari pencarian bahan penyulut api, membakar, hingga membawanya ke dalam halte. Dalam video tersebut dapat terlihat bahwa tujuan pelaku bukanlah untuk berdemonstrasi, tetapi membakar halte.

Terbukti saat massa menerobos barikade polisi, pelaku justru santai mencari penyulut api. Orang-orang yang muncul dalam pembakaran tersebut merupakan gerombolan yang sama sejak pengamatan awal.

Setelah berhasil membakar bagian selatan halte, pelaku kemudian membakar bagian utara hingga api membesar. Setelahnya, para pelaku justru duduk-duduk merayakan keberhasilan pembakaran halte itu.

Dengan kecanggihan teknologi, foto foto yang tersebar tersebut kemudian dapat sedikit diperjelas. Ternyata, wajah dalam temuan tersebut tidak ada yang sesuai dengan empat tersangka yang dirilis oleh polda metro jaya. Ternyata benar, pelaku hingga kini masih dalam proses penyelidikan.

Dari video yang dirilis oleh Narasi TV tersebut kita menjadi belajar bahwa gerakan pemuda tidak selalu anarki. Demonstrasi dan aksi merupakan wujud nyata keterlibatan demokrasi.

Pihak-pihak yang terkait seharusnya juga mengakomodasi tuntutan mahasiswa dan buruh sebagai suara kolektif yang patut untuk didengar. Di sisi lain, kerja luar biasa tim Narasi TV semoga dapat membuka mata kita semua bahwa kecanggihan teknologi kini mampu mengungkap berbagai aksi dan strategi.

Semoga tim Narasi TV dan semua pihak yang mau mengungkap kebenaran selalu terlindungi. Terus bergelora pemuda Indonesia dan panjang umur pergerakan!

立即下載Gööp

Penulis : Nafi Khoiriyah

Editor : Aneq Oktina

Sumber:

https://www.youtube.com/watch?v=Pfjjn0dk_iA

https://www.youtube.com/watch?v=Poy2F_7Frcc


Pengungkapan Pelaku Pembakaran Halte Sarinah oleh Narasi TV was originally published in Gööp Kampus on Medium, where people are continuing the conversation by highlighting and responding to this story.

Artikel yang berkaitan

Get Gööp app to engage with your community now!

Google Play LinkApp Store Link