Belajar dari Sosok Nadiem Makarim

FB Share

Nadiem Anwar Makarim lahir menjadi anak bungsu dari pasangan Nono Anwar dan Atika Algadri di Singapura pada tanggal 4 April 1984. Setelah menamatkan SD dan SMP di Indonesia, ia melanjutkan sekolah menengah atas di Singapura. Mengenyam S1 di jurusan Hubungan Internasional Brown University. Nadiem kemudian mengikuti program foreign exchange di London School of Economics. Singkat cerita akhirnya ia mendapatkan gelar Master of Business Administration di Harvard University.

Dengan gelar yang disandangnya, ia pernah bekerja di perusahaan konsultan internasional McKinsey & Company, menjadi Chief Innovation Officer Kartuku, dan menjadi Co-founder & Managing Editor di Zalora Indonesia hingga akhirnya mendirikan Gojek tahun 2010. Keberhasilannya tak sampai disitu saja, Gojek akhirnya dapat menjadi decacorn pertama dan telah ekspansi ke Vietnam, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Karirnya yang cemerlang sebagai Direktur Utama Gojek ia tinggalkan setelah ia mengundurkan diri untuk menerima jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Perjalanan hidup Nadiem seakan tanpa rintangan, semua berjalan mulus dan sesuai dengan keinginan banyak orang. Melihat pencapaian Nadiem, orang banyak yang ingin menjadi sosok Nadiem Makarim. Namun, tidak semua orang harus menjadi Nadiem Makarim. Kita sebenarnya bisa tetap menjadi diri sendiri untuk mencapai impian masing-masing. Banyak orang sukses yang berangkat dari latar belakang pendidikan yang biasa-biasa saja.

Sebaliknya, banyak orang yang menyalahgunakan pendidikannya yang cemerlang untuk hal yang salah. Melihat dari sosok Nadiem Makarim, kesuksesannya ia dapatkan selangkah demi selangkah. Apa saja yang bisa kita contoh dari seorang Menteri Muda ini?

Berawal dari hal kecil

Pertama, berawal dari hal kecil. Gojek yang dirintis oleh Nadiem berawal dari kebiasaannya memakai transportasi ojek. Kebiasaannya tersebut membuatnya banyak berinteraksi dengan pengendara ojek. Ia kemudian ingin membuat transportasi ojek yang lebih efektif dan efisien.

Riset pun ia lakukan untuk mencari bagaimana cara untuk mempertemukan tukang ojek tanpa harus bertatapan langsung. Akhirnya, gojek dapat sedikit demi sedikit berkembang hingga besar seperti saat ini dari sebuah pemikiran yang seringkali orang lain abaikan.

Tangguh dan tidak mudah menyerah

Sabar tentu menjadi salah satu hal pokok dalam bisnis. Hampir semua bisnis mengalami pasang surut, tak terkecuali Gojek. Di awal berdirinya, pengendara yang ada di bawah naungan gojek hanya berjumlah puluhan saja. Kini, jumlah itu sangat banyak dan akan terus bertambah.

Kompetisi sebuah peluang

Kompetisi sebuah peluang. Saat ini, aplikasi serupa Gojek sudah banyak berdiri. Mereka juga banyak yang sukses dengan itu. Nadiem melihat hal itu bukan sebagai hal yang buruk, justru menjadikan kompetisi sebagai ajang untuk terus maju. Dengan kompetisi, kita dituntut untuk mencari pembaharuan dan inovasi.

Masalah ada untuk diatasi

Masalah ada untuk diatasi. Beberapa kali gojek mengalami masalah, baik dengan sesama pengendara maupun masalah upah. Namun, hal itu bukan untuk didiamkan begitu saja. Masalah tentu ada dan akan terus muncul, tetapi belajar dari sosok Nadiem, ia tetap bisa bertahan meskipun masalah terus berdatangan.

Bahkan hingga kini saat ia menjadi seorang Menteri, kritikan terus berdatangan. Hal itu wajar, namun kita harus melihat bagaimana ia menanggapi sebuah masalah. Nadiem juga seorang yang belajar dari pengalaman.

Berani untuk memulai dan merelakan untuk hal yang lebih besar

Berani memulai dan memutuskan merupakan hal yang harus kita contoh dari seorang Nadiem Makarim. Dari kiprahnya di Gojek, kita bisa melihat bahwa Nadiem adalah seorang yang bijak dalam mengambil keputusan.

Sebelum berdirinya gojek, ia sempat bekerja di beberapa perusahaan, namun ia akhirnya melepasnya hingga berdirilah Gojek. Hal itu menunjukkan bahwa untuk memulai sesuatu kita tidak bisa setengah-setengah, perlu keputusan yang matang untuk memulai suatu usaha.

Gojek yang akhirnya berkembang pesat, Nadiem justru keluar dan memilih menjadi seorang Menteri. Hal ini tentu sebuah keputusan yang sangat besar bagi seorang Nadiem. Namun, ia akhirnya juga dapat mengemban amanah dengan baik meskipun tentu menuai banyak pemikiran dari gagasan barunya. Setiap orang pasti ada di saat saat sulit maupun senang, namun kita perlu mengemasnya menjadi sesuatu yang lebih berguna.

Penulis : Nafi

Sumber laman:

https://tekno.kompas.com/read/2019/10/23/09431827/profil-menteri-pendidikan-nadiem-makarim-lulusan-harvard-yang-dirikan-gojek?page=all

https://www.akupaham.com/biografi-nadiem-makarim/

https://www.viva.co.id/siapa/read/155-nadiem-makarim

Artikel yang berkaitan

Get Gööp app to engage with your community now!

Google Play LinkApp Store Link